KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin mengungkapkan bahwa hingga awal Mei 2025, pihaknya baru sanggup menyelesaikan 19 dari 22 temuan yang menjadi catatan pembenahan di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih.
Sementara tiga poin sisanya masih dalam tahap pengerjaan. Tersisa bagian yang cukup berat seperti pemisahan air lindi dengan air hujan dan pembangunan-pembangunan.
“Tinggal tiga, dan itu terbagi dalam sepuluh kegiatan yang progresnya terus berjalan,” ujar Kepala DLH Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love, Kamis (8/5/2025).
Alive mengakui bahwa waktu 60 hari dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyelesaikan persoalan pencemaran lingkungan di TPAS Basirih hampir mustahil untuk dipenuhi seluruhnya.
Pengukuran risiko oleh tim Indeks Risiko Lingkungan dari Kementerian menjadi dasar dari temuan-temuan tersebut.
“Target 60 hari itu tak terkejar. Namun, itu hanyalah batasan administratif. Jika belum tercapai, kami akan bersurat kembali ke Kementerian untuk meminta perpanjangan waktu,” katanya.
Tiga temuan yang tersisa berkaitan erat dengan aspek pembangunan infrastruktur, khususnya sistem pengelolaan air lindi.
Air lindi adalah limbah cair hasil pelapukan sampah yang bisa mencemari lingkungan jika tidak terkelola dengan baik.
DLH menegaskan bahwa pembenahan ini membutuhkan tahapan perencanaan dan penganggaran yang tidak bisa selesai dalam waktu singkat.
“Untuk pembangunan itu, harus mulai dari perencanaan, lalu penyiapan anggaran, baru ke tahap konstruksi. Tentu tak bisa selesai dalam tiga bulan,” jelas Alive.
DLH berharap dengan perpanjangan waktu yang diajukan, seluruh perbaikan dapat diselesaikan sesuai standar yang ditetapkan, tanpa mengorbankan kualitas pengerjaan.
