KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Pemprov Kalimantan Selatan terus mengupayakan pembentukan Taman Nasional (TN) Pegunungan Meratus sebagai langkah strategis dalam melindungi keanekaragaman hayati. Termasuk memastikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Berdasarkan Peraturan Daerah RTRWP Kalsel Nomor 6 Tahun 2023, kawasan Pegunungan Meratus seluas 504.000 hektare menjadi pusat keanekaragaman hayati. Fokus proteksi adalah pada ekologi, geologi, dan antropologi.
Dari hasil penapisan oleh Dinas Kehutanan Kalsel dan UPT Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), bahwa ada 119.000 hektare di kawasan pegunungan ini berpotensi menjadi Taman Nasional.
Dari luasan kawasan tersebut mencakup wilayah Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Selatan (HSS), Banjar, dan Kotabaru.
Proses pembentukan TN Meratus masih dalam beberapa tahapan penting. Pada September 2024 telah ada penyusunan data dan informasi sebagai dasar kajian. Kemudian rapat kajian kebijakan pengelolaan Pegunungan Meratus pada bulan yang sama.
Pada Oktober 2024, Gubernur Kalimantan Selatan mengajukan permohonan perubahan fungsi kawasan kepada Menteri LH. Ini termasuk surat permohonan, peta kawasan, proposal pengajuan, dan surat pernyataan.
Selanjutnya, pembentukan tim terpadu oleh Kementerian Kehutanan perkiraannya pada Juni 2025 setelah menunggu pengalokasian anggaran.
“Nanti akan ada penelitian oleh tim terpadu pada bulan yang sama. Jika semua proses berjalan sesuai rencana, keputusan Menteri LH terkait status Pegunungan Meratus sebagai Taman Nasional perkiraan akan keluar pada Desember 2025,” papar Kadishut Kalsel, Fatimatuzzahra, Senin (24/3).
Manfaat Adanya Taman Nasional
Ada beberapa manfaat jika Pegunungan Meratus menjadi Taman Nasional. Bagi pemerintah, keberadaan taman nasional akan meningkatkan citra dan peran daerah dalam pelestarian lingkungan, mendukung pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan, membantu pengendalian risiko bencana alam.
Seperti banjir dan tanah longsor misalnya. Kemudian mengoptimalkan pembangunan di sektor kehutanan, serta membuka peluang kolaborasi internasional dalam upaya konservasi.
Bagi masyarakat, taman nasional dapat meningkatkan ekonomi lokal melalui ekowisata dan kegiatan konservasi. Ini dapat mendorong pemberdayaan serta bantuan bagi komunitas sekitar dan melestarikan budaya lokal yang hidup berdampingan dengan alam.
Termasuk memberikan akses pemanfaatan sumber daya hutan yang berkelanjutan. Mengurangi dampak bencana alam dengan menjaga ekosistem alami. Meningkatkan kesadaran lingkungan dan pendidikan konservasi.
“Upaya ini menjadi langkah penting dalam menjaga ekosistem Pegunungan Meratus. Ini juga memastikan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam,” jelas perempuan karib disapa Aya itu.
Dengan adanya Taman Nasional Meratus, harapannya dapat menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Berbagai manfaat akan hadir dalam pembentukan taman nasional di pegunungan Meratus ini.
“Untuk mendukung visi Kalimantan Selatan sebagai provinsi yang berkelanjutan secara lingkungan dan ekonomi,” tutup Aya.