KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Walikota Ibnu Sina Berencana akan mempergunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) milik Pemko Banjarmasin untuk mengatasi darurat sampah Banjarmasin.
Dana BTT tersedia sekitar Rp30 miliar, yang sebelumnya alokasi untuk program makan gratis.
Namun, situasi darurat sampah membuka kemungkinan pemanfaatannya untuk penanganan sampah. Termasuk untuk tambahan anggaran pengiriman sampah ke Banjarbakula yang perkiraannya membutuhkan Rp 5-10 miliar.
“Terkait penggunaan dana BTT untuk penanganan sampah, keputusan akhir masih menunggu hasil pembahasan dengan Sekretaris Daerah dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKPAD),” kata dia. Pemanfataan anggaran ini sangat krusial untuk menangani darurat sampah Banjarmasin.
Selain itu, Ibnu juga menerangkan terkait pembangunan infrastruktur yang mulai merata di Banjarmasin Selatan. Ini termasuk jalan, jembatan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Namun, satu masalah besar yang belum teratasi adalah ketiadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri di wilayah tersebut.
“Usulan untuk pengadaan lahan SMK negeri di Banjarmasin Selatan memang ada, namun masalahnya SMK berada di bawah kewenangan provinsi. Kami masih mempertimbangkan alokasi anggarannya,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa pembangunan di Banjarmasin Selatan harus berlangsung secara bertahap. Pembangunan harus berfokus pada kebutuhan prioritas, dengan penanganan sampah sebagai fokus utama.
Ibnu menegaskan pentingnya penanganan sampah sebagai prioritas utama. Hal ini ia sampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan yang di Aula Kecamatan Banjarmasin Selatan, Rabu (12/2). Ia kembali menekankan penanganan untuk darurat sampah Banjarmasin sebagai langkah prioritas.
Walikota dua periode ini menyampaikan, pengelolaan sampah harus mendapat perhatian serius. Salah satunya dengan memastikan setiap kelurahan memiliki fasilitas pemilahan sampah.
Saat ini, baru sembilan kelurahan di Banjarmasin Selatan yang memiliki fasilitas tersebut, sementara tiga lainnya masih belum.
“Ini perlu segera dicari solusi, apakah menggunakan lahan milik Pemkot atau bekerja sama dengan masyarakat,” ujarnya.
Darurat Sampah Banjarmasin Harus Segera Teratasi
Selain fasilitas, Ibnu juga menyoroti masalah operasional pengelolaan sampah. Kondisi darurat sampah Banjarmasin harus segera diatasi.
Pemkot Banjarmasin, menurutnya, telah mengadakan pelatihan pengelolaan komposter, namun terkendala pada dana untuk tenaga kerja.
“Kita sedang mencari solusi, termasuk kemungkinan refocusing anggaran di Dinas Lingkungan Hidup atau menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT),” jelasnya. Penanganan darurat sampah Banjarmasin penting agar kota tetap bersih.