KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Setelah berhasil memindah hujan ke laut melalui teknologi modifikasi cuaca, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan mulai memantapkan program panen hujan.
Program ini bertujuan mengurangi genangan air serta memanfaatkan air hujan saat tiba musim kemarau. Caranya dengan mengalirkan air hujan dari atap rumah atau kantor melalui pipa menuju tandon penampungan.
“Sebelum masuk ke tandon, penyaringan air menggunakan filter agar tetap bersih dan layak guna untuk keperluan,” terang Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi, Rabu (12/2).
Dengan implementasi yang luas, baik perkantoran maupun perumahan warga, harapannya jumlah genangan di jalan dan halaman rumah dapat berkurang secara signifikan. Selain itu, air yang tertampung dapat bermanfaat saat musim kemarau tiba.
“Teknis-nya, program ini mengandalkan pipa saluran dari atap lalu penyaluran ke talang air, lalu ke tandon,” tambahnya.
Menurut data BMKG, saat ini ancaman di Kalimantan Selatan tidak hanya banjir. Kebakaran hutan dan lahan ketika musim kemarau juga menjadi ancaman.
“Dari itu program panen hujan ini sangat bermanfaat bagi kedua ancaman bencana tersebut,” kata Bambang.
BPBD Kalsel mengajak masyarakat untuk menerapkan sistem ini guna mendukung ketahanan air serta mengurangi risiko bencana hidrometeorologi. Seperti banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau.
Pada bagian lain, setelah musim hujan berakhir, BPBD Kalsel segera mengusulkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal ini untuk pembasahan lahan rentan karhutla lebih dini. Termasuk permintaan heli water bombing ke BNPB.
Hal itu untuk menguirangi angka karhutla di Kalsel. TMC lebih dini telah dilakukan pada 2024 lalu dan diklaim berhasil dalam penanganan kebakaran hutan.