KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Menyambut kebijakan pemerintah tentang wajib belajar 13 tahun yang mencakup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat, Bunda PAUD Kota Banjarmasin, Neli Listriani, mendorong agar seluruh anak usia dini di Kota Seribu Sungai menempuh pendidikan pra-SD selama satu tahun sebelum masuk ke jenjang sekolah dasar.
Menurut Neli, PAUD memiliki peran penting dalam membentuk fondasi karakter, kecerdasan, dan kesiapan belajar anak sejak dini.
“Dengan begitu, saat memasuki jenjang SD anak-anak sudah memiliki karakter dan siap menerima pelajaran dengan baik,” ujar Neli, Rabu (29/10/2025).
Ia menilai, penerapan wajib belajar 13 tahun harus berjalan dengan komitmen serius dari Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin. Terutama dalam bentuk instruksi atau imbauan resmi di daerah. Ini agar kebijakan nasional tersebut benar-benar berjalan efektif.
Namun, Neli juga mengakui bahwa kebijakan ini berpotensi menimbulkan tantangan baru. Terutama terkait biaya pendidikan di PAUD yang saat ini masih belum sepenuhnya jadi tanggugan pemerintah.
“Kita tidak bisa menutup mata, masih banyak keluarga yang kesulitan ekonomi. Pendidikan PAUD belum gratis seperti jenjang SD ke atas,” katanya.
Oleh karena itu, Neli berharap Pemko Banjarmasin dapat mencari solusi. Ini agar anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap bisa bersekolah di PAUD. Misalnya dengan menggratiskan biaya atau memberikan subsidi khusus.
“Dengan visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin yang fokus pada pendidikan dan kesehatan menuju kota maju dan sejahtera, saya berharap ada kebijakan agar PAUD bisa gratis. Setidaknya bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu,” harapnya.
Ia menambahkan keberhasilan pendidikan di tingkat dasar sangat ditentukan oleh pondasi yang kuat sejak usia dini.
Karena itu, ia mengajak semua pihak — baik pemerintah, sekolah, maupun orang tua — untuk bersama-sama memastikan anak-anak Banjarmasin mendapat kesempatan yang sama dalam mengenyam pendidikan sejak awal.
