KALSELMAJU.COM. BANJARMASIN – Tumpukan sampah di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin semakin memburuk, pedagang dan pengunjung terganggu.
Hingga Selasa (8/4), ada tiga titik utama yang menjadi lokasi penumpukan sampah, yakni di blok pasar pisang (belakang pasar), pasar jagung, dan blok pertokoan emas.
Kondisi paling parah terjadi di blok pasar pisang, tumpukan sampah bahkan menjulang hingga mencapai tiga meter dan hampir menutupi badan jalan.
Menurut salah satu pedagang tumpukan sampah ini sudah berlangsung hampir sebulan. Permasalahan bermula setelah penyegelan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih pada 1 Februari lalu.
Meski sempat teratasi dengan pengangkutan rutin, masalah sampah kembali memburuk pasca-Lebaran.
“Baunya sangat tidak nyaman,” keluh Madi,
pedagang buah yang lapaknya terletak tepat di seberang tumpukan sampah, Selasa (8/4/2025).
Ia juga mengungkapkan dampak negatif sampah terhadap penjualannya, jumlah pembeli yang datang ke pasar dan lapaknya sepi.
“Pembeli jadi sepi. Dengan tumpukan sampah ini, pengunjung jadi enggan datang ke sini,” ujarnya.
Biasanya bisa dapat Rp300 ribu per hari, sekarang cuma sekitar Rp150 ribu, karena area parkir tertutup sampah.
Meski pendapatan berkurang, ia tetap harus membayar setoran retribusi ke Dinas Perhubungan Banjarmasin secara penuh.
“Kami berharap ada solusi segera,” imbuhnya.
Hal senada Udin Wakar, mengungkapkan bahwa bau busuk semakin menyengat hingga ke area pertokoan emas.
Bau tersebut akibat dari pembuangan limbah potongan ayam, seperti bulu dan jeroan.
Ia menyebutkan bahwa banyak sampah yang pembuangnya masyarakat luar pasar, sehingga semakin memperburuk kondisi.
“Sudah sering saya tegur, tapi tetap saja ada yang membuang sampah sembarangan,” keluhnya.
Tumpukan Sampah Melonjak Pasca Lebaran
Menanggapi hal itu, Direktur Operasional dan Bisnis Perumda Pasar Bauntung Batuah (Baiman), Azhar Budi, menjelaskan bahwa lonjakan volume sampah di pasar, terutama Pasar Antasari, lantaran terbatasnya jam operasional TPAS Banjarbakula selama Ramadan.
“Selama bulan puasa, TPAS hanya buka sampai pukul 12.00 atau maksimal 13.00 siang. Padahal, pada hari biasa, TPAS buka hingga pukul 16.00,” terangnya.
Akibatnya, armada pengangkut sampah tidak dapat bekerja maksimal, sehingga menyebabkan penumpukan sampah di pasar.
Azhar juga menjelaskan bahwa menjelang Lebaran, volume pasokan barang di Pasar Antasari meningkat, yang turut berkontribusi terhadap peningkatan sampah.
Puncaknya terjadi pada 31 Maret dan 1 April lalu, ketika TPAS Banjarbakula tutup total selama dua hari.
“Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan instansi terkait lainnya untuk mempercepat proses normalisasi kondisi pasar,” pungkasnya.