KALSELMAJU.COM, PELAIHARI – Kondisi jalan di jalur mudik Kecamatan Tambang Ulang, khususnya di Desa Sungai Pinang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, kembali menjadi sorotan. Jalan utama yang kerap menjadi akses pemudik dan warga sekitar mengalami kerusakan parah. Memicu kekhawatiran akan meningkatnya risiko kecelakaan saat arus mudik maupun balik Lebaran 2025.
Kerusakan ini menjadi keluhan utama warga yang sehari-hari menggunakan jalur tersebut. Ketua RW 01 Desa Sungai Pinang, Sunardi, menyampaikan bahwa meskipun ada perbaikan setiap tahun, namun kualitas aspal tidak bertahan lama.
“Aspal ini tiap tahun diperbaiki, namun tetap saja rusak karena kualitasnya kurang bagus,” ungkap Sunardi, Sabtu (5/4).
Hal senada, Kepala Desa Sungai Pinang, Gurnadi. Ia menyoroti bahwa penyebab utama kerusakan jalan adalah mobilitas tinggi truk-truk pengangkut sawit milik perusahaan yang kerap melintas.
“Kalau hanya mobil biasa yang lewat, mungkin tidak cepat rusak. Tetapi truk sawit yang masuk ke Sungai Pinang, ini yang menjadi masalah,” jelasnya.
Jalan Rusak Picu Insiden Kecelakaan
Lebih memprihatinkan, menurut Gurnadi, kondisi jalan yang buruk telah menyebabkan sejumlah kecelakaan, termasuk yang berujung kematian. Ia menyebutkan bahwa tahun lalu terjadi kecelakaan fatal yang menewaskan seorang pengendara, serta seorang pelajar yang meninggal dunia di tempat karena insiden serupa.
“Karena menghindari jalan rusak, lalu tertabrak mobil. Bahkan, ada juga anak sekolah yang meninggal di tempat karena kecelakaan serupa,” ujarnya prihatin.
Tak hanya itu, warga juga mengeluhkan minimnya penerangan di sepanjang jalan tersebut. Jalanan yang gelap dan berlubang sangat berbahaya, terutama bagi pemudik dari luar daerah yang tidak mengenal kondisi jalan.
“Desa ini sunyi, tidak ada lampu jalan, tambah lagi jalan rusak, makin berbahaya bagi pengendara,” tambah Sunardi.
Warga Minta Tanggung Jawab Perusahaan
Menyikapi situasi ini, warga mendesak agar perusahaan sawit turut bertanggung jawab dalam memperbaiki dan merawat jalan yang setiap hari jadi perlintasan armada mereka. Gurnadi menegaskan bahwa sejauh ini belum ada kontribusi dana atau bantuan dari perusahaan untuk pemeliharaan infrastruktur desa.
“Kami minta solusi supaya ada perawatan jalan dari PT. SSU. Sampai sekarang belum pernah ada dana apa pun dari mereka,” tegasnya.
Dengan arus balik mudik yang diprediksi semakin padat dalam beberapa hari ke depan, warga berharap ada tindakan cepat dan nyata dari pemerintah maupun perusahaan terkait untuk memperbaiki jalan demi keselamatan bersama.