Baru 23 Pendaftar! SMP Negeri Ini Terancam Sepi Saat Sekolah Lain Penuh

oleh
oleh
SMP Negeri
Kepala SMP Negeri 32 Banjarmasin Suriasa. (Foto: Arum/ kalselmaju.com)

KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Sebanyak 17 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Banjarmasin masih menghadapi tantangan rendahnya jumlah pendaftar, meski jalur pendaftaran susulan secara offline telah dibuka.

Salah satu sekolah yang mengalami kekurangan peminat cukup mencolok adalah SMP Negeri 32 Banjarmasin di Kecamatan Banjarmasin Utara. Hingga Rabu (25/6/2025), sekolah ini baru mencatat 23 pendaftar dari total kuota 96 siswa. Dari jumlah itu, 21 orang mendaftar secara online, sedangkan 2 orang mendaftar langsung lewat jalur offline.

“Letak sekolah yang dianggap jauh dan minimnya anak usia sekolah di lingkungan sekitar jadi penyebab utama,” jelas Kepala SMPN 32, Suriasa.

Ia menambahkan, meski kawasan tersebut padat penduduk, sebagian besar warganya sudah berusia lanjut dan bukan lagi kelompok usia produktif untuk memiliki anak kecil.

“Angka kelahiran rendah. Jadi memang sedikit sekali anak usia sekolah di wilayah ini,” lanjutnya.

Upaya Promosi dan Kerja Sama Antar Sekolah

Untuk mengatasi krisis peminat, pihak sekolah mencoba menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah negeri lain yang kuotanya sudah terpenuhi. Harapannya, siswa yang tidak lolos seleksi di sekolah favorit bisa mendaftar ke SMP Negeri 32.

Kondisi serupa juga terjadi di SMP Negeri 10 Banjarmasin yang berlokasi di Kecamatan Banjarmasin Tengah. Sekolah ini memiliki kuota 224 siswa untuk 8 rombel, namun hingga saat ini baru 90 siswa yang mendaftar.

“Kami masih terus membuka jalur pendaftaran offline dan menargetkan bisa menjaring minimal 150 siswa,” ujar Kepala SMP Negeri 10, Syahrida.

Ia menambahkan bahwa promosi melalui media sosial menjadi salah satu strategi utama untuk meningkatkan minat masyarakat.

Tantangan Demografis dan Persepsi Publik

Fenomena ini mencerminkan adanya persoalan demografis dan persepsi masyarakat terhadap kualitas serta lokasi sekolah. Penurunan angka kelahiran di wilayah tertentu membuat beberapa sekolah kekurangan murid, sementara sekolah lain justru kelebihan pendaftar.

Kondisi ini menjadi alarm penting bagi Dinas Pendidikan untuk menyusun ulang peta zonasi yang lebih adaptif terhadap perubahan populasi, serta mengambil langkah strategis untuk mengurangi kesenjangan peminat antar sekolah

Visited 1 times, 1 visit(s) today