RSUD Datu Kandang Haji Balangan Olah Limbah Jadi Kompos, Bahan Bakar, hingga Pengganti Aquades

oleh
oleh
RSUD
RSUD Datu Kandang Haji Balangan Olah Limbah Jadi Kompos, Bahan Bakar, hingga Pengganti Aquades. (fOTO: RSUD )

KALSELMAJU.COM, PARINGIN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Kandang Haji Balangan menghadirkan inovasi pengelolaan limbah rumah sakit bertajuk Dayang Berakit (Dari Yang Terbuang Menjadi Bernilai di Rumah Sakit). Inovasi ini mengubah berbagai jenis limbah dari dapur hingga air buangan. Limbah tersebut diubah menjadi bahan yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Inisiator program Dayang Berakit, Sri Wininawati, menjelaskan bahwa limbah yang selama ini menjadi persoalan bisa bermanfaat. Limbah seperti minyak jelantah, potongan sayur, sisa makanan, buah-buahan, dan air buangan AC kini bisa bermanfaat dengan pendekatan ramah lingkungan.

“Sebelumnya, minyak jelantah hanya terbuang. Sekarang bisa sebagai bahan bakar kompor modifikasi. Minyak ini juga untuk memproduksi paving batako plastik dari botol infus bekas,” ujar Sri di Paringin, Rabu (14/5).

Ia menyebut, potensi ke depan dari limbah tersebut masih sangat luas. “Kami sedang mengembangkan agar bisa menjadi sabun atau lilin aromaterapi, yang tentunya punya nilai jual,” tambahnya.

Limbah Organik bisa Menjadi Kompos Cair

Sementara itu, limbah organik dari dapur bisa menjadi kompos cair dan padat untuk tanaman di sekitar rumah sakit. Kompos ini bahkan rencananya akan di salurkan kepada kelompok tani di wilayah sekitar rumah sakit.

Tak hanya itu, air buangan AC yang biasanya menyebabkan area sekitar becek dan berlumut kini bermanfaat sebagai pengganti air aquades. Air ini untuk campuran cairan sterilisasi ruangan dan pembersih kaca.

“Setiap unit AC bisa menghasilkan 20 liter air dalam tiga hari. Jika ada 200 unit, artinya 4.000 liter bisa di kumpulkan. Dalam sebulan, ini bisa mencapai 40.000 liter air yang dulunya terbuang sia-sia,” jelasnya.

Program ini juga berdampak signifikan pada pengurangan limbah padat nonmedis. Sebelumnya, RSUD Datu Kandang Haji menghasilkan rata-rata 1 ton sampah domestik per bulan. Setelah inovasi ini berjalan, limbah yang bisa terkelola ulang menjadi 368,9 kilogram per bulan.

Produksi kompos juga cukup signifikan. Setiap bulan, rumah sakit dapat menghasilkan sekitar 40 liter kompos cair. Mereka juga dapat menghasilkan tiga karung kompos padat dari sisa makanan.

“Inovasi ini tidak hanya bermanfaat untuk RSUD Datu Kandang Haji, tapi juga bisa direplikasi oleh rumah sakit maupun puskesmas lain di daerah. Efeknya jelas: mengurangi biaya operasional dan mengelola limbah secara ramah lingkungan. Selain itu, mengurangi risiko kecelakaan akibat jalan licin dari buangan AC,” pungkas Sri.

Visited 1 times, 1 visit(s) today