Halte Trans Banjarbaru di Martapura Terlalu Banyak? Sejumlah Sopir Menjerit, Minta Kurangi

oleh
oleh
Salah satu bus trans Banjarbakula setelah menurunkan penumpang di halte Disnakertrans Kabupaten Banjar. Foto : Irwan/Kalselmaju.com

KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Sejumlah sopir angkutan umum di Martapura Kabupaten Banjar menjerit. Mencari penumpang semakin sulit. Salah satu penyebabnya menuru sopir angkutan umum karena banyaknya halte Bus Trans Banjarbakula.

Sejumlah sopir angkutan umum berharap jarak halte tidak terlalu dekat. Dengan begitu peluang mendapatkan penumpang masih terbuka. Jika terlalu dekat, maka penumpang lebih memilih menggunakan bus yang notabene lebih nyaman lengkap dengan pendingin ruangan.

Pemerintah Kabupaten Banjar memang sudah memfasilitasi keberadaan sopir angkutan umum. Dengan menjadikan angkutan feeder. Rutenya baru ada dua. Arah ke simpang 3 Bincau melewati Jalan Sekumpul. Serta arah ke Cindai Alus.

“Belum semua sopir angkutan yang jadi angkutan feeder. Baru 19 armada dari total kurang lebih 50an. Sebagian masih mencari penumpang di jalan,” ujar Fathur, salah satu sopir angkutan umum.

Ia berharap kebijakan dari pemangku kepentingan. Mengurangi jumlah halte yang ada di Martapura. Kondisi saat ini menurutnya sudah sangat sulit mendapatkan penumpang. “Apalagi dengan adanya halte yang sangat banyak. Penumpang lebih memilih naik angkutan bus,” ujarnya.

Saat ini jumlah halte/bus stop dari batas kota Martapura-Banjarbaru mencapai 10 titik. Mulai dari depan SMPN 3 Martapura. Lalu di depan Guest House Sultan Sulaiman. Tak jauh dari sama tepatnya depan Pasar Sekumpul satu halte lagi.

Selanjutnya bergeser ke depan SMPN 1 Martapura, lalu depan SMAN 1 Martapura. Halte selanjutnya di depan Bank Kalsel Martapura lalu depan kantor Bupati Banjar. Kemudian, depan Indomaret seberang pasar Batuah Martapura. Selanjutnya di depan Gang Assalam dan terakhir di Ponpes Darussalam Martapura. Begitupula arah sebaliknya dari Martapura ke Banjarbaru. Posisi halte berseberangan atau sedikit bergeser.

Titik Halte Trans Banjarbakula Berdasarkan Survey

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kalsel, M. Fitri Hernadi, menyatakan titik halte atau bus stop trans Banjarbakula berdasarkan kajian. Menurutnya, jika dalam jarak 2 kilometer (km) tidak ada halte maka pelayanan kepada masyarakat tidak maksimal. “Kalau jaraknya jauh kesian penumpang jalan kaki,” ujar Fitri, baru-baru tadi.

Ia menyebut titik halte berdasarkan survey. Jika pada titik tertentu terdapat fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, rumah sakit, pasar, dan lainnya maka di sana disiapkan halte atau bus stop.

“Jika sekolah berdekatan dengan pasar maka halte digeser ke titik yang lebih dekat dengan pasar,” ujarnya.

Ia menambahkan pihaknya siap menggeser atau menghikangkan halte. Dengan catatan ada kajian terbaru dari Dishub setempat. Jika dari kajian kurang ideal maka titik halte bisa digeser.

“Kami siap menggeser halte jika ada kajian dari Dishub setempat. Dulu izin halte di Kementerian. Sekarang di kita sudah bisa,” bebernya.

Visited 1 times, 1 visit(s) today