KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Polisi Polresta Banjarmasin masih memeriksa kasus dugaan penganiayaan atau bullying yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) swasta Kota Banjarmasin.
Polisi sudah memeriksa beberapa saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti.
“Kita sudah periksa beberapa saksi, dan juga termasuk korban,” ujar Kasat Reksrim Polresta Banjarmasin, melalui Kanit PPA, Ipda Partogi Hutahaean.
Polisi juga bakal memeriksa beberapa saksi lainnya, termasuk pihak sekolah.
“Pihak sekolah juga akan kita panggil, sudah kita jadwalkan,” papar Partogi.
Kanit juga membeberkan, pihaknya juga telah mengamankan barang bukti elektronik untuk membantu penyelidikan.
“Beberapa barang bukti elektronik (Video CCTV juga sudah kita amankan sebagai petunjuk,” beber Kanit.
Partogi juga menuturkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak UPTD PPA, Bapas, dan dinas terkait, dalam penanganan.
“Kita juga akan berkoordinasi dengan pihak medis, untuk mendapatkan rekam medis korban,” tutur Partogi.
Ia menyampaikan, sesuai dengan UU perlindungan anak, pihaknya juga akan melakukan diversi terhadap kedua belah pihak.
“Tercapai atau tidaknya nanti akan tetap kita lakukan, dan akan kita tuangkan dalam berita acara, sesuai dengan hukum peradilannya,” tuturnya.
Korban Bullying
Berita sebelumnya, Seorang siswa Sekolah Dasar (SD) swasta Kota Banjarmasin menjadi korban bullying hingga mengalami beberapa luka lebam pada beberapa bagian tubuhnya.
Awal mulanya, Empat orang siswa tega menyiksa seorang temannya di depan ruangan kelas, pada Jumat lalu (21/2).
Korban mengalami beberapa luka lebam pada sekujur tubuhnya. Aksi tersebut terekam kamera pengawas atau CCTV.
“Pada video itu terlihat, anak saya dipukul, ditendang, dipiting, dan dibanting, makanya sampai badan anak saya itu biru-biru,” ujar orang tua korban Reza Febiardi.
Reza pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah, dan juga pihak keluarga siswa terduga pelaku penganiayaan tersebut.
Usai kejadian orang tua korban melakukan pertemuan bersama semua pihak termasuk perwakilan sekolah, Senin (24/2) kemarin. Namun masih belum menemukan titik temu.
“Kita sebagai keluarga korban tidak ada menerima permintaan maaf dari para keluarga siswa tersebut, sebagai bentuk penyesalan dan kepedulian terhadap perbuatan anak mereka terhadap anak saya,” ucapnya.