KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Lukisan berjudul Tikus dalam Garuda atau “Tikus Garuda” kembali tampil di Badri Gallery, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sejak Rabu malam (26/2).
Lukisan milik Rokhyat (60) itu sempat tidak terpajang hampir satu bulan. Kali ini hadir lagi dengan konsep yang berbeda.
Lukisan tersebut kini berada di ruang tersendiri, terpisah oleh jeruji besi dengan gembok yang terkunci.
Sejak pertama kali hadir pada awal Januari, Tikus Garuda mencuri perhatian. Namun, viralnya lukisan itu di media sosial membawa konsekuensi tak terduga.
Pada awal Februari, pihak galeri dan sang pelukis memutuskan untuk menurunkan karya tersebut demi keamanan.
“Itu atas kesepakatan kami selaku pemilik galeri dan seniman. Takutnya ada yang merusak lukisan tersebut,” ujar Badri Hurmansyah, kurator sekaligus pemilik Badri Gallery.
Lukisan itu memang menimbulkan banyak tafsir.
Badri menegaskan, Rokhyat tidak pernah secara eksplisit mengartikan Tikus Garuda sebagai kritik terhadap kondisi tertentu.
Sang seniman membiarkan setiap orang melihat dan menafsirkan sendiri makna di balik karyanya.
Meski begitu, di mata banyak orang, Tikus Garuda lebih dari sekadar karya seni. Lukisan sebagai refleksi atas kondisi bangsa, terutama terkait maraknya korupsi.
Warganet menyebutnya sebagai kritik terhadap para pejabat yang merusak cita-cita keadilan sosial.
”Kritik itu terlihat dari sisi luarnya,” ujar Badri. “Sementara dari sisi dalamnya, Tikus Garuda menunjukkan tetap gagahnya seekor garuda meskipun berbagai masalah terjadi.” tambahnya.
Lukisan berukuran 145 x 100 sentimeter itu menggunakan cat akrilik di atas kanvas, Tikus Garuda bertengger bersama 14 lukisan lain dalam pameran tunggal bertajuk Maestro.