KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Cuaca terik yang melanda Kalimantan Selatan dalam beberapa hari terakhir kembali memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai wilayah.
Data Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat, sejak Minggu hingga Selasa (23/9/2025), 104,24 hektare lahan terbakar akibat 80 kejadian karhutla yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
Kabupaten Banjar menjadi daerah dengan jumlah kejadian tertinggi, yakni 24 kali kebakaran dengan luas lahan terbakar 16,5 hektare. Sementara Kotabaru mencatat area terdampak terluas, mencapai 19 hektare dari 10 kejadian.
Rincian sebaran karhutla dua hari terakhir:
- Banjarbaru: 0,8 ha (1 kejadian)
- Banjar: 16,5 ha (24 kejadian)
- Tapin: 13,1 ha (9 kejadian)
- Hulu Sungai Selatan: 2,5 ha (2 kejadian)
- Hulu Sungai Tengah: 13,5 ha (4 kejadian)
- Tabalong: 5,36 ha (5 kejadian)
- Barito Kuala: 2 ha (1 kejadian)
- Tanah Laut: 10,5 ha (4 kejadian)
- Tanahbumbu: 12,5 ha (9 kejadian)
- Kotabaru: 19 ha (10 kejadian)
Adapun Banjarmasin dan Balangan tidak mencatat kejadian karhutla, namun tetap terpantau titik panas (hotspot).
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga 23 September 2025, total 1.257,09 hektare hutan dan lahan di Kalsel telah terbakar akibat 563 kejadian karhutla.
Penanganan dilakukan maksimal melalui jalur darat dan udara, termasuk pengoperasian dua helikopter patroli dan heli water bombing yang rutin memantau dan memadamkan api.
“Status siaga darurat karhutla di Kalsel akan berakhir pada 30 September, namun tidak menutup kemungkinan diperpanjang jika kondisi di lapangan masih mengkhawatirkan,” tegas Bambang.