KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Proyek revitalisasi Sungai Veteran Banjarmasin kembali menjadi sorotan publik. Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalimantan Selatan saat ini juga tengah menyelidiki proyek yang masuk dalam Program Nasional Urban Flood Resilience Project (NUFReP) tersebut. Ini menyusul adanya laporan dari pegiat sosial dan lingkungan, Anang Rosadi Adenansi.
Menanggapi penyelidikan tersebut, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Banjarmasin menyatakan siap memberikan keterangan kepada pihak kepolisian.
“Kami siap jika ada pemanggilan. Sampai hari ini belum ada surat resmi dari Polda Kalsel, tetapi komunikasi kami dengan pihak kepolisian sejauh ini berjalan cukup baik,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 1, Anjas Karunia, Jumat (15/8/2025).
Anjas menjelaskan bahwa tim dari kepolisian sudah beberapa kali mengunjungi lokasi proyek untuk meminta klarifikasi dan penjelasan teknis.
Ia menyebutkan bahwa mereka merespons dengan positif dan memahami urgensi serta manfaat proyek tersebut.
“Semua bahan informasi sudah kami siapkan dan sebagian telah diserahkan. Kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat, apalagi jika ada laporan atau pertanyaan yang beredar,” terangnya.
Menurut Anjas, proyek revitalisasi sungai ini telah mencapai progres sekitar 31 persen. Salah satu pekerjaan utama yang telah selesai adalah pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) sepanjang 300 meter.
“Tahapan berikutnya adalah pemancangan di bawah jalan inspeksi,” imbuhnya.
Sekadar informasi, proyek ini bersumber dari dan hibah World Bank melalui program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP). Kegiatan ini menelan anggaran Rp209 miliar dan akan rampung pada 2026.
Pada tahap pertama, pekerja merevitalisasi sepanjang 900 meter dari Jembatan Simpang Ulin hingga Taher Square.
Dengan melebarkan sungai hingga 8 meter dengan kedalam hingga empat meter setelah pengerukan. Meski menuai kritik, ia memastikan kapasitas sungai akan meningkat signifikan.
“Volume debit banjir saat ini hanya 3,5 meter kubik per detik. Setelah proyek rampung, kapasitas akan meningkat menjadi 35 meter kubik per detik,” katanya.
Proyek ini juga akan lengkap dengan tiga rumah pompa dan pintu air di beberapa titik strategis, yakni kawasan Klenteng Soetji Noerani, Sungai Bilu, dan Sungai Gardu.
“Harapannya, rumah pompa ini bisa membantu mengatur tinggi aliran air dan mengurangi risiko banjir di kawasan Veteran dan sekitarnya,” tutupnya.
