GENTING Lawan Stunting: Pemkab Tanah Laut & BKKBN Kukuhkan Ayah-Ibu Asuh dengan Semangat Kolaboratif

oleh
oleh
genting
Pemkab Tanah Laut & BKKBN Kukuhkan Ayah-Ibu Asuh dengan Semangat Kolaboratif. (Foto: Ilmi/ kalselmaju.com)

KALSELMAJU.COM, PELAIHARI – Pemerintah Kabupaten Tanahlaut bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Diseminasi Rencana Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting (AKS). Mereka juga mengukuhkan Ayah dan Ibu Asuh dalam Program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), Rabu (14/5), di Gedung Sarantang Saruntung, Pelaihari. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah, Rabu (14/5).

Dalam sambutannya, Bupati Tanahlaut H. Rahmat Trianto menyampaikan bahwa persoalan stunting tidak bisa terlepas dari kemiskinan, kurang gizi, minimnya pengetahuan, serta pernikahan usia dini.

“Kalau dianggap pernikahan usia dini, dulu juga banyak orang tua nikahnya masih belasan tahun. Tapi intinya kemiskinan lah, karena kurang gizi, kurang pengetahuan, akhirnya timbullah hal-hal yang tidak di inginkan,” ujar Rahmat.

Lebih dari sekadar program formalitas, Bupati Rahmat menekankan pentingnya peran orang tua ideologis. Mereka bertanggung jawab secara moral dalam membina dan mendampingi generasi muda.

“Ada istilah orang tua ideologi, anak ideologi. Terkadang kita mungkin tidak bisa mendapatkan anak secara biologi, tapi bisa secara ideologi, secara pemahaman,” tuturnya.

Ia juga meminta keterlibatan aktif semua pihak untuk memastikan pendataan yang akurat dalam upaya penanganan stunting. Keterlibatan ini mulai dari Dinas Sosial hingga tenaga kesehatan. “Pentingnya kita bekerja sama untuk menekan angka stunting ini berawal dari data-data yang akurat. Inilah dasar kita untuk melangkah ke depan,” tegasnya.

Pembangunan Keluarga Sejak Dini

Sementara itu, Kepala Kemendukbangga Kalsel, Farah Adibah, menyampaikan bahwa program pembangunan keluarga harus mulai sejak dini. Bahkan dari calon pengantin hingga usia lanjut, sebagai strategi menyambut Generasi Emas 2045.

Ia mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Kalimantan Selatan telah berhasil turun. “Alhamdulillah, tahun ini hasil SSGI terbaru Kalsel sudah turun menjadi 22%, dari sebelumnya 24%,” jelas Farah.

Menurutnya, capaian ini tidak terlepas dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk penyuluh KB dan perusahaan. Perusahaan tersebut secara sukarela menjadi donatur bagi keluarga berisiko stunting.

“Kami juga menghimpun dari Baznas, perusahaan-perusahaan, hingga teman-teman penyuluh KB. Mereka sukarela menyisihkan Rp50.000 sampai Rp200.000 per bulan dari gaji mereka,” ungkapnya.

Bantuan konkret seperti pembangunan jamban dan distribusi makanan lokal juga sudah mulai berjalan ke Tanah Laut pada bulan ini. Namun, Farah menegaskan pentingnya efektivitas penyaluran bantuan.

“Karena dulu banyak bantuan seperti biskuit itu malah enggak di konsumsi, yang makan malah ayamnya,” sindirnya di sambut tawa peserta.

Visited 1 times, 1 visit(s) today