KALSELMAJU.COM, PELAIHARI – Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Pemkab Tala) mengikuti konferensi pers daring Prediksi Musim Kemarau 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Kamis (17/4). Kegiatan ini berlangsung di VIP Lounge Kantor Bupati Tanah Laut. Ini menjadi momen strategis bagi pemerintah daerah dalam menyusun langkah mitigasi menghadapi potensi kekeringan di Kalimantan Selatan.
Sejumlah pejabat penting hadir dalam konferensi ini, termasuk Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Andris Evony, Kepala Satpol PP dan Damkar, Kepala Dinas Kehutanan, Hortikultura dan Perkebunan, perwakilan BAPPERIDA, Kepala Daops Manggala Agni, unsur Polres Tala melalui Bag Ops, dan Plt Kepala Pelaksana BPBD Tala.
Dalam pemaparan, Khairullah, M.Si., Pranata Meteorologi dan Geofisika Madya BMKG, menyampaikan bahwa musim kemarau di Tanahlaut akan masuk mulai Agustus 2025. Beberapa wilayah barat berpotensi mengalami kekeringan lebih awal sejak Mei. Puncak kemarau terjadi pada Agustus dan dapat berlanjut hingga Oktober di wilayah timur.
Meskipun kemarau tahun ini prediksinya dalam batas normal dengan durasi antara 70 hingga 90 hari. Namun, risiko kekeringan, penurunan hasil pertanian, gangguan pasokan air, serta kebakaran hutan dan lahan tetap menjadi ancaman.
Menanggapi hal ini, Pemkab Tanah Laut menegaskan komitmennya untuk segera menyusun strategi mitigasi lintas sektor. Fokus utamanya pada kesiapsiagaan sarana-prasarana, edukasi masyarakat, serta penguatan koordinasi antar instansi. Tujuannya agar bisa menekan risiko bencana seminimal mungkin selama musim kemarau berlangsung.
“Sinergi lintas sektor akan menjadi kunci untuk mengurangi dampak kemarau. Kita harus bergerak cepat dan tepat sasaran,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Andris Evony.
Dengan kesiapan yang matang, harapannya Tanah Laut mampu melewati musim kemarau 2025 dengan dampak minimal. Selain itu, tetap menjaga ketahanan pangan serta keselamatan lingkungan.