Sampah Berserakan di Jalan Pusara Pelaihari, Warga Resah dan Minta Solusi Tegas

oleh
oleh
Sampah berserakan
Sampah Berserakan di Jalan Pusara, Warga Resah dan Minta Solusi Tegas. (Foto: Ilmi/ kalselmaju.com)

KALSELMAJU.COM, PELAIHARI – Warga di Jalan Pusara RT 03 Kelurahan Pelaihari, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala), mengeluhkan tumpukan sampah yang berserakan di badan jalan.

Kondisi ini telah berlangsung lebih dari sebulan, menimbulkan bau tidak sedap yang semakin menyengat saat hujan turun.

Murni, salah satu warga setempat, menyampaikan bahwa saluran air di sekitar lokasi sering tersumbat akibat sampah yang berserakan.

“Apabila hujan deras, air di selokan meluap dan membawa sampah keluar hingga menggenangi jalan,” ungkapnya, Minggu (16/3).

Masalah ini semakin pelik meskipun sudah melakukan upaya seperti pemasangan plang larangan membuang sampah, tindakan tersebut belum efektif.

Rancananya warga akan memasang CCTV untuk mengetahui oknum pembuang sampah.

Ketua RT 03, Hilmi, mengakui bahwa tempat pembuangan sampah yang tersedia saat ini tidak memadai.

“Ada tempat pembuangan di dekat GOR, tapi jaraknya jauh. Sampah yang menumpuk ini harusnya terangkut kontainer, tapi karena jaraknya jauh, akhirnya menumpuk,” jelas Hilmi.

Ia menambahkan, banyak warga menduga bahwa pelaku pembuangan sampah sebagian besar berasal dari luar wilayah tersebut.

“Kami sering mendengar informasi bahwa sampah ini sumbernya dari warga dari luar RT kami,” ucapnya.

Sementara itu, Hanafi, warga lainnya, mengaku risih dengan kondisi tersebut.

“Baunya menyengat, dan sampah sering berserakan di jalan. Kami sudah berusaha membersihkannya, tapi tetap saja sampah baru bermunculan,” keluhnya.

Tanggapan DPRKPLH Tanah Laut

Menanggapi keluhan warga, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Tala, Erzandi, menjelaskan bahwa permasalahan ini berawal dari pemindahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sebelumnya berada di dekat area pemakaman Muslimin.

“Pemindahan TPA karena lokasinya yang dekat dengan pemakaman menimbulkan bau tidak sedap dan mengganggu para penziarah,” jelas Erzandi, Senin (17/3).

Meski sudah ada sosialisasi dan pemasangan larangan membuang sampah di lokasi tersebut, namun masih saja ada oknum warga yang bandel.

“Pihak kami sudah dua kali melakukan pembersihan lokasi tersebut. Namun, setiap kali dibersihkan, tempat itu justru dijadikan lokasi pembuangan sampah lagi,” tambahnya.

Erzandi menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan.

“Jika masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, maka masalah ini tidak akan selesai,” katanya.

Untuk mengatasi persoalan ini secara berkelanjutan, pihak DPRKPLH berencana meluncurkan aplikasi khusus yang dapat membantu mengidentifikasi lokasi penumpukan sampah.

“Kami juga mengusulkan revisi peraturan terkait denda bagi pelanggar yang membuang sampah sembarangan agar lebih efektif. Bahkan, kami mempertimbangkan pemberian reward bagi warga yang melaporkan pelaku pembuangan sampah liar,” pungkasnya.

Visited 1 times, 1 visit(s) today