3.160 Jemaah Ikuti Tradisi Baayun Maulid di Masjid Keramat Banua Halat Tapin

oleh
oleh
Anak-anak hingga lansia mengikuti acara baayun maulid di Masjid Al Mukarramah, Desa Banua Halat Kiri, Tapin. (Foto: Zoya NH/ kalselmaju.com)

KALSELMAJU.COM, RANTAU – Tradisi baayun menjadi daya tarik utama dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Mukarramah, Desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Sabtu (6/9).

Baayun merupakan tradisi khas masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan, di mana anak-anak—bahkan orang dewasa—berayun sambil mendengar lantunan syair maulid yang menggema. Tradisi ini, menurut keyakinan bisa membawa keberkahan dan menjadi wujud rasa syukur atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.

Tahun ini, prosesi baayun di masjid keramat ada 3.160 jemaah yang turut serta. Mereka datang dari berbagai daerah. Tidak hanya dari Kalimantan Selatan, peserta juga datang dari Kalimantan Tengah, Timur, bahkan ada yang rela jauh-jauh dari Banten untuk mengikuti tradisi tersebut.

“Biasanya orang-orang punya nazar untuk baayun saat maulid. Banyak yang percaya hajat mereka terkabul setelah ikut baayun,” ujar Sandy, warga Tapin Utara.

Uniknya, tradisi tahunan di Masjid Al Mukarramah tidak hanya bagi anak-anak. Banyak pula kalangan lansia yang ikut dengan niat dan hajat masing-masing.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, M Syarifuddin, menegaskan bahwa baayun maulid bukan sekadar simbol budaya.

“Tradisi ini mencerminkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus doa agar anak-anak tumbuh sehat, berakhlak mulia, dan selalu dalam lindungan Allah,” ujarnya.

Sementara Bupati Tapin, H Yamani, menyebut baayun maulid telah menjadi ikon daerah. “Alhamdulillah, setiap tahun semakin banyak masyarakat dari luar Tapin yang ikut serta. Ini menandakan tradisi mulai dikenal luas,” katanya.

Ketua Panitia Pelaksana, A Suriansyah, mengungkapkan antusiasme masyarakat selalu meningkat dari tahun ke tahun. Ia berharap tradisi ini mampu menarik wisatawan nasional bahkan mancanegara.

“Baayun maulid adalah warisan budaya Banjar yang patut terjaga. Harapan kami, suatu saat bisa menjadi daya tarik wisata religi yang mendunia,” ungkapnya. (MAKIN TAHU INDONESIA)

Visited 1 times, 1 visit(s) today