KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Kalimantan Selatan terus meningkat. Kondisi ini menjadi tantangan baru bagi daerah dalam menghadapi fenomena bonus usia tua.
Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Kesehatan pun mulai memperkuat kapasitas kader posyandu. Tujuannya agar mampu memberikan pelayanan dan pendampingan optimal bagi lansia, sehingga mereka tetap sehat, aktif, dan produktif di usia senja.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalsel, dr Diauddin, mengatakan peningkatan usia harapan hidup masyarakat harus disikapi dengan langkah konkret di sektor kesehatan.
“Peningkatan usia harapan hidup ini membawa konsekuensi baru. Kita harus memastikan para lansia tetap sehat dan mandiri agar tidak menjadi beban keluarga maupun negara,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), usia harapan hidup penduduk Indonesia pada 2024 mencapai 75,02 tahun, naik dari tahun sebelumnya.
Di Kalimantan Selatan, angka tersebut berada di kisaran 74,18 tahun. Hal ini menandakan jumlah lansia di Banua akan terus bertambah dan memerlukan perhatian khusus.
Namun, peningkatan jumlah lansia juga berbarengan dengan risiko menurunnya kondisi fisik dan mental.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, stroke, kolesterol, dan diabetes masih menjadi keluhan paling umum di kelompok lansia.
Sementara penyakit menular seperti ISPA, pneumonia, hingga TBC juga tetap mengintai.
“Permasalahan kesehatan lansia memerlukan waktu, tenaga, dan biaya besar. Karena itu, fokus kami adalah memperkuat upaya promotif dan preventif melalui kader posyandu,” tegasnya.
Ia menambahkan, pemprov akan gencar melakukan edukasi dan pendampingan melalui posyandu lansia. Dengan demikian, para kader mampu memberikan deteksi dini dan edukasi kesehatan dengan pendekatan yang ramah serta berkesinambungan.
