KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Meski tembok yang mulai rapuh dan atap yang nyaris roboh. Semangat belajar ratusan siswa SDN Sungai Miai 7 Banjarmasin Utara tetap menyala.
Gedung sekolah berlantai dua yang terbangun pada 2007 itu kini kondisinya sangat memprihatinkan, bahkan nyaris tak layak pakai sebagai ruang belajar.
Dari pantauan, kerusakan parah terlihat jelas. Atap bolong, dinding berlumut, serta genteng yang kerap beterbangan saat hujan dan angin kencang. Itu menjadi bukti bahwa ruang-ruang kelas telah lama terbengkalai.
Empat ruangan terdampak paling parah yakni kelas 5A, 5B, 6A, dan ruang komputer—yang sebelumnya adalah kelas 6B.
“Awalnya ruang 6B itu kami jadikan laboratorium komputer untuk pelaksanaan ANBK karena dianggap paling aman, tapi sekarang semuanya sudah tak bisa,” ujar Wakil Kepala Sekolah, Agung Setiadi, Sabtu (4/10/2025).
Akibat kondisi ini, kata dia para siswa terpaksa mengikuti pelajaran di perpustakaan dan musala.
Meski ruang kelas 6B saat ini masih terpakai untuk ANBK, keadaannya juga jauh dari ideal—sekadar yang “sedikit lebih baik” dari ruang lainnya.
“Belum pernah ada renovasi besar. Hanya tambal sulam saja,” imbuhnya lirih.
Menurut Agung kerusakan utama bukan dari struktur bangunan saja, namun juga pada bagian atap yang sudah lapuk termakan usia, serangan rayap, dan terpaan cuaca ekstrem.
Serta genteng-genteng yang terlepas bahkan kerap jatuh ke jalan hingga ke rumah warga di sekitar sekolah.
“Kondisi ini sudah sering dipantau pihak Dinas Pendidikan, bahkan ibu Wakil Wali Kota juga pernah datang langsung. Tapi sampai sekarang belum ada perbaikan nyata,” ungkapnya.
Orang Tua Siswa Sempat Galang Dana
Senada, Kepala Sekolah SDN Sungai Miai 7, Hj. Noor Cahyani Indah, bahwa pihak sekolah bersama orang tua siswa telah berupaya mencari solusi, termasuk dengan menggalang dana secara gotong royong.
Sebab jelas dia keterbatasan dana menjadi kendala besar untuk perbaikan sekolah yang sudah seharusnya menjadi prioritas peningkatan mutu pendidikan.
“Dana BOS tidak bisa untuk rehabilitasi bangunan besar, jadi kami sangat berharap janji pemerintah untuk memperbaiki segera terwujud. Harapannya ada perbaikan mulai Oktober ini,” ujarnya penuh harap.
Kendati demikian, fasilitas minim dan ruangan belajar sempit, tidak membuat semangat para siswa surut.
“Anak-anak tetap ceria dan bersemangat. Padahal sekolah ini kerap mengikuti lomba tingkat nasional dan membawa pulang prestasi. Sudah selayaknya mereka mendapat fasilitas belajar yang aman dan layak,” tutupnya.