Ikan Bawal Tambak Mati Mendadak, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta Rupiah

oleh
Ikan bawal tambak di keramba Banua Anyar Banjarmasin mati mendadak. (Foto: Sairi/ kalselmaju.com)

KALSELMAJU.COM, BANJARMASIN – Ribuan ekor ikan di keramba warga kawasan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin mati mendadak akibat perubahan air.

Fenomena ikan mati ini, terjadi di seluruh keramba milik sejumlah kelompok pembudidaya ikan yang ada di kawasan perairan Sungai Martapura, Banua Anyar.

Ikan yang ditemukan mati mendadak ini adalah jenis ikan bawal tambak.

Pemilik keramba Salamiah menjelaskan matinya ribuan ikan yang mereka budidayakan di keramba ini akibat adanya perubahan air.

“Seperti air yang turun dari persawahan atau dari akar gitu lah,” ujarnya.

Akibatnya, Salamiah menuturkan kerugian yang dialaminya diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Sebab pihaknya terpaksa harus menjual murah sejumlah ikan mati mendadak tersebut.

Biasanya harga jual normal ikan bawal bisa mencapai Rp 20 – 22 ribu per kilogramnya. Menjadi pihaknya terpaksa harus menjual seharga Rp 3 – 5 ribu per kilogram kepada pengepul, untuk dijadikan bahan olahan pakan ikan.

“Tadi ada satu ton yang sudah kita angkat, ini masih ada lagi. Apalagi ini mau panen, hitungannya mungkin sekitar Rp 60 jutaan lah ruginya,” ungkapnya, Sabtu (14/12).

Sementara itu, Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Banjarmasin, Roslina menerangkan kejadian ribuan ikan yang mati mendadak di keramba sepanjang kawasan Banua Anyar ini terjadi tanpa sempat pengeramba menyadarinya.

Ia menjelaskan, sebenarnya masa kritis pada air sungai sebenernya sudah lama berlalu, dan tanda-tanda, biasanya sudah diketahui pemilik keramba, seperti perubahan warna air, hingga kondisi ikan yang tidak mau makan.

“Ini semuanya terjadi secara tiba-tiba, tanpa bisa diantisipasi oleh teman-teman pembudidaya,” ujarnya.

Kejadian ini pun, dikatakannya mengulangi kejadian serupa pada 3 tahun yang lalu. Dimana kematian ikan mendadak ini hanya terjadi pada jenis bawal.

“Kalau jenis yang lain, seperti Patin atau Toman itu masih kuat,” tuturnya.

Lebih lanjut, pihaknya bersama dengan dinas terkait akan melakukan pengecekkan air lebih lanjut, untuk mencari apa penyebab pasti kejadian ini.

“Kita akan mengarahkan untuk memanen lebih awal, karena tidak tau sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung,” ucapnya.

Peristiwa ini terjadi merata di keramba Kawasan Banua Anyar, dan jika ditaksir para pembudidaya disini menanggung kerugian hingga ratusan juta rupiah

Visited 1 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *