Tunggu Momentum, Paslon Kepala Daerah Bakal Beri Kejutan pada Masa Pendaftaran

oleh
oleh
MS Shiddiq, Ph.D, Pakar Komunikasi Politik Dan Kebijakan Publik Uniska (Foto: Ist)
Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Beberapa pekan lagi tahapan pendaftaran Pemilihan Serentak 2024 akan masuk, tepatnya pada 27 – 29 Agustus mendatang.

Peta politik pemilihan saat ini nampaknya belum terurai dan cenderung adem ayem, siapa yang mendapat kepastian bakal berkontes pada pesta Demokrasi 27 November nanti di Kalsel.

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Bakal kandidat masih menahan diri, dan akan memberi kejutan pada detik akhir jelang masa pendaftaran calon di penyelenggara pemilihan KPU.

Dari fenomena ini, akademisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjary, MS Shiddiq menilai para bakal calon serta elit politik sedang intens membuat Langkah konsolidasi internal.

“Proses seleksi kandidat seringkali memakan waktu, terutama jika ada persaingan internal atau negosiasi koalisi. Parpol mungkin sedang berhati-hati dalam memilih kandidat yang paling potensial untuk memenangkan pemilihan,” ujarnya.

Ia meyakini, poros calon sudah mengerucut ke beberapa pasangan yang akan mengantongi mandat dari pimpinan pusat partai pendukung.

“Parpol dan kandidat yang saya yakini sebenarnya sudah mengerucut pada tiga pasangan, sebenarnya dapat memulai melakukan konsolidasi internal, misalnya menyusun kekuatan dan memperkuat dukungan internal. Berikutnya baru memetakan dukungan eksternal baik dari tokoh-tokoh kunci maupun dari berbagai elemen masyarakat yang jadi pemilih,” katanya.

Selain itu, Shiddiq juga mendengar isu dugaan praktik mahar politik untuk mengantongi dukungan partai koalisi, sehingga proses penentuan calon masih berdinamika pada tingkat elit.

“Saya juga mendengar kabar burung, yang menyebabkan alotnya “negosiasi” politik yang menyebabkan parpol belum secara terbuka mengumumkan para calon karena berkaitan mahar,” ujarnya.

Kondisi ini juga bisa saja menjadi strategi, dan akan memberikan kejutan pada detik-detik menjelang tahapan pendaftaran resmi dari KPU buka.

Namun pengamat politik ini juga mengingatkan kepada parpol, bahwa stagnasi yang terjadi pada mesin parpol menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur akan berdampak pada banyak hal.

“Pemilih jadi kurang mendapat informasi mengenai calon dan program-program mereka, hal ini pasti akan mengurangi antusiasme mereka dan mengurangi partispasi pemilih, kurangnya aktivitas parpol dapat menimbulkan ketidakpastian dan spekulasi di kalangan pemilih dan pendukung partai politik, tambahnya.

Hal ini, tentu akan menguntungkan bagi kandidat petahana atau calon incumbent, yang saat ini masih memiliki modal politik Ketika ia menjabat.

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *