Timbulan Sampah di Kalsel Turun Jadi 698,3 Ton Sepanjang 2024

oleh
oleh
Menteri LH, Hanif Faisol N kunker ke Kalsel membahas isu sampah. (Foto: Zoya/ kalselmaju)
Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Timbulan sampah di Kalimantan Selatan (Kalsel), sepanjang 2024 seberat 698.398,17 ton. Angka tersebut turun dibanding tahun sebelumnya dengan jumlah 791.543,64 ton.

Pemprov Kalsel sendiri terus berupaya meningkatkan pengelolaan sampah untuk mendukung kelestarian lingkungan.

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Dari data terbaru, terdapat berbagai fasilitas pengelolaan sampah, termasuk bank sampah, Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), Pusat Daur Ulang (PDU) dan rumah kompos yang tersebar di 13 kabupaten dan kota di provinsi ini.

Banjarmasin menjadi kota paling banyak memiliki fasilitas pengelolaan sampah dengan jumlah 315 bank sampah, 12 TPS3R, 1 PDU, serta 2.915 tenaga pengelola.

Disusul Kabupaten Balangan dengan total 81 bank sampah, 7 TPS3R, 1 PDU, dan 4 rumah kompos, melibatkan 800 sumber daya manusia.

“Sementara Banjarbaru memiliki 24 Bank Sampah, 3 TPS3R, 2 PDU, dan didukung oleh 523 tenaga kerja,” papar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana saat rapat pengelolaan sampah bersama Plt Gubernur Kalsel, H Muhidin dan Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, Kamis (28/11).

Kabupaten Tanah Laut memiliki 29 Bank Sampah, 2 TPS3R, 4 Rumah Kompos, dengan 147 SDM,” tambahnya.

Selanjutnya Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah masing-masing memiliki 66 dan 15 bank sampah, 7 TPS3R, 2 PDU, dengan tenaga pengelola sebanyak 242 dan 246 orang.

Diikuti Tabalong yang memiliki fasilitas 15 bank sampah, 10 TPS3R, dan 2 PDU dengan dukungan 475 tenaga kerja.

“Total fasilitas pengelolaan sampah untuk keseluruhan sebanyak 746 bank sampah, 88 TPS3R, 4 PDU, dan 24 Rumah Kompos di seluruh Kalimantan Selatan. Adapun jumlah tenaga pengelola sampah mencapai 6.489 orang,” terangnya.

Hanifah bilang jika data ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengelola sampah secara berkelanjutan.

Namun upaya peningkatan fasilitas dan kapasitas SDM masih perlu terus didorong untuk menjawab tantangan pengelolaan limbah domestik yang semakin kompleks.

Edukasi dan kolaborasi pengelolaan sampah antara pemerintah, swasta dan masyarakat dianggap sangat penting. Termasuk Edukasi tentang pengurangan sampah, daur ulang, dan pengomposan harus terus digalakkan untuk mencapai lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Peningkatan kualitas pengelolaan sampah di Kalimantan Selatan menjadi salah satu langkah penting dalam mendukung target pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Sementara Plt Gubernur Kalsel, H Muhidin menyatakan siap untuk turun bersama dalam mengelola sampah yang baik.

“Mungkin mulai pekan depan langsung kita atur untuk pengelolaan sampah ini. Jadwalkan saja,” tegasnya.

“Saya juga meminta kepada kepala dinas lingkungan hidup di kabupaten dan kota se Kalsel untuk bertemu serta terjun langsung memantau tempat pembuangan sampah,” sambung Muhidin.

Adapun Hanif Faisol mengakui jika persoalan sampah memang menjadi permasalahan secara nasional hingga internasional.

Menurutnya sampah merupakan bagian bayang-bayang manusi. Di mana pun berada, di situ pula meninggal sampah.

“Tinggal bagaimana cara menanggulanginya. Tentu diperlukan banyak model untuk menyelesaikannya,” sahut Hanif.

Dirinya juga meminta pemangku kepentingan bisa membuat landscape untuk pengelolaan sampah di Banua.

“Meski dalam sesi pembinaan, kami akan terus melakukan inspeksi, tapi kami juga mendukung penuh dalam pengelolaan sampah ini,” tutup Hanif.

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *