Redupnya Pengaruh Trah Kampung Melayu, Pertanda Keluarga Hasnur Akan Hengkang Dari Partai Golkar?

oleh
oleh
MS Shiddiq, Pakar komunikasi politik dan peneliti senior Center for Indonesian Democracy Studies (CIDES).
Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

TRAH Kampung Melayu kerap diidentikkan dengan Keluarga besar Hasnur Group. Selama ini juga dianggap sebagai representasi keluarga besar H. Abdussamad Sulaiman HB atau H. Leman di dunia politik, terutama di tubuh Golkar. Namun kini pengaruh itu nampaknya mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Semasa hidup H. Leman sapaan H. Abdussamad Sulaiman HB, harus diakui, mendiang merupakan seorang tokoh yang sangat berpengaruh, telah memainkan peran kunci dalam memperkuat posisi keluarga besar Hasnur dalam politik lokal dan nasional melalui Partai Berlambang Beringin.

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Namun, Sepeninggal H. Leman, sejumlah dinamika politik muncul yang memengaruhi arah dan kekuatan keluarga Hasnur di tubuh Partai Golkar.

Terbaru, tidak diberikannya rekomendasi DPP Golkar dalam Pemilihan Gubernur Kalsel untuk Hasnuryadi menjadi salah satu indikator meredupnya pesona Trah Kampung Melayu terhadap arah kebijakan Politik Golkar di Banua, yang secara historis H. Leman ayahnya Hasnur merupakan salah satu tokoh penting yang sukses membesarkan nama Golkar di Kalimantan Selatan.

Padahal dalam matematika politik, Hasnur adalah kader tulen pohon beringin dan sudah dua kali pemilu terakhir mampu mempertahankan kursi DPR di Daerah Pemilihan Kalsel II.

Pakar Komunikasi Politik dan Peneliti senior Center for Indonesian Democracy Studies (CIDES) Jakarta, MS Shiddiq, menilai, Golkar Pusat bimbang terhadap kemampuan Hasnuryadi tanpa bayang-bayang sang Ayah.

“Kekhawatiran tentang kemampuan Hasnur untuk mempertahankan pengaruh yang sama seperti ayahnya tanpa dukungan langsung dari figur yang karismatik seperti H. Leman.  Selain itu, Golkar pusat mungkin melihat kandidat lain yang lebih memiliki daya tarik atau jaringan yang lebih kuat untuk memenangkan pemilihan,” katanya.

Sama halnya pada Pemilihan Walikota Banjarmasin, Putra lain H. Leman, Yuni Abdi Nur Sulaiman, sekaligus ketua DPD Partai Golkar Kota Banjarmasin, ada kemungkinan tidak mendapat mandat rekomendasi dukungan sebagai Calon Walikota Banjarmasin 27 November 2024 mendatang, padahal sebelumnya ia digadang menjadi kader potensial didukung Partai Beringin ini.

“Selain itu, strategi politik Golkar pusat mungkin mengarah ke kandidat yang lebih independen dari dinasti politik tertentu untuk memperluas basis dukungan mereka,” tambah Shiddiq.

Berdasarkan peta politik termutakhir, Ketua Umum Jaringan Intelektual Muda Kalimantan (JIMKA) menilai, puncaknya bisa saja Trah Kampung Melayu atau Keluarga H. Leman hengkang dari Partai Golkar.

“Jika mereka merasa tidak lagi mendapatkan dukungan atau pengakuan yang memadai dari Golkar pusat, keluarga H. Leman mungkin mencari partai lain yang lebih menghargai kontribusi mereka atau memberikan peluang politik yang lebih baik. Tentu ini bisa menjadi perdebatan panjang di internal keluarga H. Leman maupun para pendukung fanatiknya,” ujarnya.

Tentu, langkah ke depan akan sangat bergantung pada bagaimana keluarga Hasnur merespon perubahan ini dan bagaimana Golkar pusat mengelola dinamika internal mereka.

Bagi Golkar meninggalkan “trah” politik H Leman dalam percaturan politik di tingkat lokal (Kalsel) seperti pedang bermata dua. Bisa menguntungkan, atau bisa pula sebaliknya merugikan. Pasalnya, ada gerbong besar pendukung keluarga H Leman yang masih menjadi bagian penting di tubuh partai Golkar. Jadi Golkar mestinya perlu berhitung ulang.***

 

Penulis : MS Shiddiq, Pakar komunikasi politik dan peneliti senior Center for Indonesian Democracy Studies (CIDES), Jakarta.

Penyunting: Andra Ramadhan

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *