Hasan Ismail Tawarkan Sederet Pemikiran Pembangunan Batola Kepada Milenial & Gen Z

oleh
Hasan Ismail menjadi pembicara pada Kegiatan bersama milenial dan Gen-Z di UMB. (Foto:ist)
Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

KALSELMAJU.COM, MARABAHAN – Generasi milenial dan gen z yang tergabung dalam Zillenial Batola menggelar kegiatan bincang-bincang bersama bakal calon pemimpin Batola, Jumat (17/5) kemarin.

Panitia mengundang bakal calon yang berpotensi mencalon pada Pilkada Batola, namun hanya Hasan Ismail yang hadir dalam diskusi tersebut.

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Konsep acara juga menghadirkan dua orang panelis Akademisi ULM, Dr. Fahriannoor, S.Ip., M.Si dan Drs. H. Setia Budhi, M.Si., Ph. D yang membedah arah rencana kepemimpinan Batola.

Pada kesempatan itu, Hasan Ismail mengatakan nasib Batola lima tahun ke depan berada di tangan generasi milenial dan gen z.

“Kurang lebih 40 persen angkatan kerja baru adalah usia produktif,” ucap Hasan Ismail.

Dengan memilih pemimpin progresif, Hasan mengungkapkan generasi muda dapat membentuk arah kebijakan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.

“Ini merupakan langkah penting menuju perubahan positif untuk masa depan lebih baik bagi Batola,” ucap Wakil Rektor I Universitas Borneo Lestari ini.

Menurutnya, Batola harus percaya diri meskipun tidak memiliki kekayaan sumberdaya alam seperti daerah lainnya di Kalsel.

“Saya terus konsisten menyampaikan bahwa Batola ini memiliki banyak potensi yang bisa dimanfaatkan secara maksimal dan optimal,” ujarnya.

Salah satunya, Batola sebagai pintu gerbang jalur darat dan perairan Kalimantan Selatan.

“Tinggal bagaimana kehadiran pemimpin Batola untuk memaksimalkan potensi tersebut. Kita berbatasan langsung dengan Kalteng. Sungai Barito menjadi jalur pengangkutan batu bara. Daerah pesisir Batola seperti Alalak dan Tabunganen bisa menjadi kawasan industri,” jelas mantan Ketua DPD KNPI Kalsel ini.

Batola juga sebagai penyangga pangan terbesar di Kalimantan Selatan.

Peran pemimpin ke depan haruslah visioner, mampu mengakselarasi kebijakan inovatif, khususnya pada pemanfaatan fungsi lahan, pupuk, modernisasi alat pertanian, permodalan dan asuransi yang tepat guna.

“Bagi para petani pupuk sangat penting. Pemimpin Batola harus memastikan kemudahan mendapatkan pupuk dan pastinya tepat sasaran,” bebernya.

“Kemudian dengan teknologi pertanian, maka mampu mencegah kegagalan panen,” tambahnya.

Terakhir, Hasan Ismail menginginkan adanya proses hilirisasi di sektor petanian dan perkebunan.

Bagaimana, kata dia, pemimpin memikirkan proses pemasaran produk yang menarik konsumen.

“Pemimpin harus bisa memikirkan branding produk. Misalnya bagaimana mengolah padi dan jeruk menjadi menarik bagi pasar. Lalu ajak semua ritel modern untuk bekerja sama. Sehingga para petani kita terangkat. Dari situ taraf hidup masyarakat Batola membaik,” pungkasnya.

Latest Post
{"ticker_effect":"slide-v","autoplay":"true","speed":3000,"font_style":"normal"}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *