15 Program Prioritas Lisa Wartono, 100 Hari Kerja Pemko Banjarbaru

oleh

KALSELMAJU.COM, BANJARBARU – Program 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarbaru, Hj. Erna Lisa Halaby dan Wartono resmi berakhir tanggal 29 September 2025.

Lisa Wartono bersama jajaran Pemko Banjarbaru telah menjalankan 15 program unggulan 100 hari kerja sejak pelantikan oleh Gubernur Kalsel, H. Muhidin.

“Kami menyadari bahwa tidak hanya diukur dari janji, tapi dari aksi nyata dan hasil yang terasa di masyarakat. Oleh karena itu 100 hari pertama kami di pemerintahan Kota Banjarbaru menjadi momentum untuk melaksanakan program prioritas yang berdampak langsung bagi masyarakat,” kata Lisa Halaby.

Setidaknya ada 15 program prioritas yang telah berjalan pada 100 hari kerja. Ada yang sedang berlangsung juga ada yang akan berlanjut pada tahap berikutnya.

Lima belas program prioritas itu pertama Barakat Gawi Banjarbaru, yaitu renovasi rumah tidak layak huni. Renovasi rumah ini atau Banjarbaru charity pelaksananya Dinas Perumahan dan Pemukiman. 

“Melalui program ini memberikan rumah layak untuk masyarakat. Program berjumlah 101 rumah, 33 telah terlaksana dan lanjut lagi tahap berikutnya,” jelas Pj. Sekda Banjarbaru, Sirajoni, Senin (29/9/2025).

Program kedua Semangat Bersekolah. Yaitu pemberian seragam lengkap kepada anak sekolah yang tidak mampu. “Program ini melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Siswa tidak mampu kita support mereka melalui bantuan seragam dan buku-buku,” tambah Sirajoni.

Berikutnya Sungai dan Drainase Lancar, salah satu program memelihara sungai dan drainase mencegah Banjir. Dalam pelaksanaannya, lanjut Sirajoni, melibatkan masyarakat membersihkan sungai dan drainase.

“Yang berikutnya ada optimalisasi mitigasi kahutla, sanitasi aman berupa penyediaan wc bagi sekolah, keberdayaan UMKM, yang meliputi expo, pelatihan, bantuan hukum dan lainnya,” ujar Sirajoni.

Program selanjutnya adalah pengendalian inflasi dan stabilitas harga. Melalui pasar murah hingga penanaman tanaman pangan maupun hortikultura.

“Yang ke 8 ada pencegahan stunting. Memang stunting di Banjarbaru terkendali di bawah nasionali, tatapi tetap menjadi perhatian. Pencegahan stunting dari janin hingga usia 9 bulan,” tuturnya.

Program 100 Hari Kerja jadi Cikal Bakal Jangka Panjang

Sirajoni menyebut program ke 9 cukup menjadi perhatian. Yaitu memperelok kota melalui penataan kabel semrawut hingga taman-taman yang ada. 

Sebagai program awal, kabel yang berjuntai tidak lagi berseliweran. Sebelum penataan banyak kabel tidak terpakai bergantungan.

“Kemarin bahasa Banjarnya kada simpun. Ke depan kita bikin lagi, saat ini memang belum 100 persen. Tapi setidaknya menjadi cikal bakal merapikan kabel. Siapa tau ke depan ada bus pariwisata yang tinggi kalau kabel semrawut nyangkut , itu yg akan kita sasar lagi. Masih kita dalami kerjasama dengan PLN dan perusahaan provider,” bebernya.

Selanjutnya program ke 10-15 meliputi pencegahan dan penanganan kekerasan dalam rumah tangga, banjarbaru bebas macet, pelayanan prima, cepat tanggap layanan kesehatan, dan optimalisasi anggaran.

“Banjarbaru bebas macet, kita ketahui kemacetan atau perlambatan terjadi di beberapa titik. Dinas perhubungan telaha. Melakukan kajian menyelesaikan simpul kemacetan.  Adanya pembangunan jembatan Sei Ulun menambah kamacetan. Alhamdulillah dengan kegiatan ini ada indikator melakukan hal yang bisa akurangi kemacetan,” pungkasnya.

Visited 1 times, 1 visit(s) today